Sekarang ini, fenomena jual beli follower palsu sudah menjadi hal umum. Ternyata bisnis follower palsu ini, memiliki sisi yang menguntungkan bagi para pebisnis.
Sebuah penelitian yang dihelat oleh Blooming Business mengatakan bahwa dari 72,212 account yang mereka teliti ternyata sekitar 11,283 account mempunyai follower palsu. Dari pengamatan serta analisanya, Blooming Business menjelaskan bahwa dari segi bisnis, penggunaan follower palsu ini justru menguntungkan.
Seperti yang dilansir Telegraph (04/11), follower palsu ini berfungsi sebagai sarana promosi serta untuk mendapatkan pengaruh yang tinggi. Dengan memiliki pengaruh tinggi dalam dunia sosial media, maka secara tidak langsung pendapatan dari iklan juga bertambah.
Menurut penjelasan Baracuda Labs, para pebisnis yang menggunakan 'jasa layanan' follower palsu ini akan lebih mudah menjaring pengguna Twitter aktif lainnya dibandingnya dengan pebisnis yang mengandalkan cara biasa.
Dalam penelitiannya, sekitar 75% pengguna follower palsu men-setting suatu URL di profil mereka. URL ini berfungsi sebagai sarana 'menjual' iklan. Penempatan URL di profil ini akan memancing rasa penasaran pengikut account yang bersangkutan. Setelah link diakses, maka yang akan muncul adalah iklan. Dengan sering diaksesnya iklan tersebut, maka penghitungan pendapatan dari segi iklan juga akan bertambah.
Fenomena semacam ini sebenarnya sudah ada sejak dulu. Bahkan orang-orang ternama sekelas Romney atau Lady Gaga juga memiliki follower palsu dengan jumlah ribuan. Blooming Business mengemukakan bahwa harga rata-rata untuk 1000 follower dijual dengan harga sekitar USD 18.00.
Sebuah penelitian yang dihelat oleh Blooming Business mengatakan bahwa dari 72,212 account yang mereka teliti ternyata sekitar 11,283 account mempunyai follower palsu. Dari pengamatan serta analisanya, Blooming Business menjelaskan bahwa dari segi bisnis, penggunaan follower palsu ini justru menguntungkan.
Seperti yang dilansir Telegraph (04/11), follower palsu ini berfungsi sebagai sarana promosi serta untuk mendapatkan pengaruh yang tinggi. Dengan memiliki pengaruh tinggi dalam dunia sosial media, maka secara tidak langsung pendapatan dari iklan juga bertambah.
Menurut penjelasan Baracuda Labs, para pebisnis yang menggunakan 'jasa layanan' follower palsu ini akan lebih mudah menjaring pengguna Twitter aktif lainnya dibandingnya dengan pebisnis yang mengandalkan cara biasa.
Dalam penelitiannya, sekitar 75% pengguna follower palsu men-setting suatu URL di profil mereka. URL ini berfungsi sebagai sarana 'menjual' iklan. Penempatan URL di profil ini akan memancing rasa penasaran pengikut account yang bersangkutan. Setelah link diakses, maka yang akan muncul adalah iklan. Dengan sering diaksesnya iklan tersebut, maka penghitungan pendapatan dari segi iklan juga akan bertambah.
Fenomena semacam ini sebenarnya sudah ada sejak dulu. Bahkan orang-orang ternama sekelas Romney atau Lady Gaga juga memiliki follower palsu dengan jumlah ribuan. Blooming Business mengemukakan bahwa harga rata-rata untuk 1000 follower dijual dengan harga sekitar USD 18.00.
Walaupun dari segi bisnis penggunaan follower
palsu ini memiliki sisi menguntungkan, namun banyak pihak yang
keberatan akan beredarnya 'pengikut abal-abal' semacam itu. Bahkan
Twitter sebagai pemilik situs juga mengatakan siap berperang terhadap follower palsu tersebut.
Sayangnya, sampai sekarang, apa yang diungkapkan Twitter hanya sebatas tulisan saja. Tidak ada tindakan yang lebih lanjut. Oleh karenanya, peneliti menyarankan untuk segera melaporkan secara langsung ke Twitter apabila mendapati suatu account memiliki atau menggunakan follower palsu.
Sayangnya, sampai sekarang, apa yang diungkapkan Twitter hanya sebatas tulisan saja. Tidak ada tindakan yang lebih lanjut. Oleh karenanya, peneliti menyarankan untuk segera melaporkan secara langsung ke Twitter apabila mendapati suatu account memiliki atau menggunakan follower palsu.
[das] merdeka.com
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !