Kawasan pegunungan di ketinggian rendah mengalami kekeringan, namun di kawasan puncak, lelehan salju memasok air bagi tanaman di sana.
Pada laporan yang dipublikasikan di jurnal Science, sekelompok tim peneliti asal Amerika Serikat menyebutkan bahwa perubahan iklim sudah menghadirkan stress bagi tanaman di pegunungan di Eropa. Kondisi ini membuat para pepohonan itu bermigrasi ke kawasan yang lebih tinggi. Ironisnya, migrasi tanaman itu juga mengakibatkan penurunan keanekaragaman spesies tanaman.
Dalam studinya, para peneliti mengamati sejumlah spesies tanaman di 66 pegunungan di antara Eropa utara dan Mediterania. Dari pengamatan, diketahui bahwa spesies tanaman dalam jumlah besar hanya ditemukan di pegunungan di kawasan Eropa utara dan tengah. Sementara itu, di pegunungan di kawasan Mediterania, jumlah spesies tanaman stagnan atau malah berkurang.
Tim peneliti yang berkoordinasi dengan Austrian Academy of Sciences dan University of Vienna juga membuat peta dari spesies tanaman dari setiap titik yang dipelajari pada tahun 2011 dan 2008 lalu.
“Hasilnya, terungkap bahwa penurunan jumlah spesies tanaman di Mediterania sangat mengkhawatirkan karena pegunungan di sana umumnya memiliki tanaman-tanaman yang unik dan sebagian besar dari spesies tanaman tersebut hanya ada di sana dan tidak ada lagi di belahan bumi lainnya,” kata Harald Pauli, koordinator proyek penelitian tersebut.
Spesies yang hilang, kata Pauli, umumnya yang berada di ketinggian rendah dan menengah di mana tanaman di kawasan tersebut mengalami krisis air yang lebih awal dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di kawasan puncak yang banyak memiliki salju. “Kawasan pegunungan yang berada di ketinggian rendah umumnya mengalami musim kering yang cukup parah. Sementara di kawasan yang lebih tinggi, salju yang mencair menyediakan air bagi pepohonan di saat musim kering yang panjang,” ucapnya.
“Pemanasan global dan menurunnya curah hujan di kawasan Mediterania pada beberapa dekade terakhir berkaitan erat dengan usia tanaman,” kata Georg Grabherr, ketua Global Observation Research Initiative in Alpine Environments. “Kawasan Mediterania akan lebih kering lagi dalam beberapa dekade mendatang,” ucapnya.
Dampak dari perubahan iklim, kata Grabherr, baik pemanasan ataupun meningkatnya kekeringan tidak hanya mengancam pepohonan di benua Eropa. Tetapi juga di seluruh dunia.
(Abiyu Pradipa. Sumber: AFP)
Dalam studinya, para peneliti mengamati sejumlah spesies tanaman di 66 pegunungan di antara Eropa utara dan Mediterania. Dari pengamatan, diketahui bahwa spesies tanaman dalam jumlah besar hanya ditemukan di pegunungan di kawasan Eropa utara dan tengah. Sementara itu, di pegunungan di kawasan Mediterania, jumlah spesies tanaman stagnan atau malah berkurang.
Tim peneliti yang berkoordinasi dengan Austrian Academy of Sciences dan University of Vienna juga membuat peta dari spesies tanaman dari setiap titik yang dipelajari pada tahun 2011 dan 2008 lalu.
“Hasilnya, terungkap bahwa penurunan jumlah spesies tanaman di Mediterania sangat mengkhawatirkan karena pegunungan di sana umumnya memiliki tanaman-tanaman yang unik dan sebagian besar dari spesies tanaman tersebut hanya ada di sana dan tidak ada lagi di belahan bumi lainnya,” kata Harald Pauli, koordinator proyek penelitian tersebut.
Spesies yang hilang, kata Pauli, umumnya yang berada di ketinggian rendah dan menengah di mana tanaman di kawasan tersebut mengalami krisis air yang lebih awal dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh di kawasan puncak yang banyak memiliki salju. “Kawasan pegunungan yang berada di ketinggian rendah umumnya mengalami musim kering yang cukup parah. Sementara di kawasan yang lebih tinggi, salju yang mencair menyediakan air bagi pepohonan di saat musim kering yang panjang,” ucapnya.
“Pemanasan global dan menurunnya curah hujan di kawasan Mediterania pada beberapa dekade terakhir berkaitan erat dengan usia tanaman,” kata Georg Grabherr, ketua Global Observation Research Initiative in Alpine Environments. “Kawasan Mediterania akan lebih kering lagi dalam beberapa dekade mendatang,” ucapnya.
Dampak dari perubahan iklim, kata Grabherr, baik pemanasan ataupun meningkatnya kekeringan tidak hanya mengancam pepohonan di benua Eropa. Tetapi juga di seluruh dunia.
(Abiyu Pradipa. Sumber: AFP)
Sumber : www.jelajahunik.us