Gegernya harga minyak Dunia yang terus merangkak naik memacu situasi beragam di seluruh belahan dunia. Indonesia termasuk negara yang terimbas dengan fluktuasi naiknya harga minyak mentah dunia. Berbagai program dicanangkan untuk penghematan BBM. Mulai dari pembatasan BBM bersubsidi, pengalihan penggunaan energi alternatif, bahkan pencanangan penggunaan bahan bakar hibrid, listrik dan lain-lain.
Ketakutan akan habisnya minyak mentah di perut bumi adalah hal serius yang terus diberitakan disemua media. Kita membayangkan secara paranoid bahwa suatu hari nanti Bumi dan kehidupannya akan menghadapi situasi tanpa minyak dan gas. Data yang muncul saat ini di National Geographic adalah: Minyak di perut bumi diperkirakan hanya tersisa 1,2 Triliun Barel. Jumlah ini akan habis dalam waktu 44 tahun saja. Terus apa solusi penggantinya?
AWAL MULA TEORI MINYAK BUMI BERASAL DARI FOSIL
Sejak duduk dibangku sekolah, kita selalu diajarkan bahwa minyak bumi adalah salah satu hal yang tidak dapat diperbarui. Minyak-minyak itu berada di dalam perut bumi yang terbentuk dari fosil-fosil mahluk hidup jutaan tahun silam. Hipotesis ini pertama kali di temukan oleh seorang ilmuwan Rusia bernama Mikhailo V. Lomonosov tahun 1757.
Dalam hipotesisnya, berarti minyak mentah akan terbentuk sangat lambat, karena berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan binatang yang telah mati, melewati jutaan tahun terkubur di bawah batuan, mengalami tekanan dan suhu yang luar biasa, lalu mengubahnya menjadi minyak mentah. Masuk akalkah ini?
145 tahun yang lalu, Edwin Drake berhasil melakukan pengeboran untuk yang pertama kali di Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat. Saat itu belum ada orang bertanya, sampai kapan minyak itu akan habis disedot ke permukaan. Tahun 1970, permintaan minyak mencapai puncaknya di AS, dan saat itulah para ahli Geologi, Ekonom, dan analis industri mulai berfikir mengenai jumlah minyak mentah di perut Bumi dan dampaknya pada ekonomi dunia jika benar-benar minyaknya habis.
BANTAHAN TEORI MINYAK BUMI BERASAL DARI FOSIL
Baru-baru ini, para peneliti dari Royal Institute of Technology di Stockholm, Swedia telah berhasil membuktikan bahwa fosil-fosil dari hewan dan tumbuhan tidak lagi diperlukan untuk menghasilkan minyak mentah. Temuan ini begitu revolusioner karena sangatlah berarti, di satu sisi akan memudahkan menemukan sumber-sumber energi, di sisi lain sumber energi ini dapat ditemukan di seluruh dunia. “Dengan menggunakan penelitian ini, bahkan kami dapat mengatakan di mana minyak bumi dapat ditemukan di Swedia,” kata Vladimir Kutcherov, profesor yang memimpin riset ini.
Bersama dengan koleganya, Vladimir Kutcherov telah melakukan simulasi suatu proses yang melibatkan tekanan dan panas yang terjadi secara alami di lapisan dalam bumi, proses yang menghasilkan hidrokarbon, komponen utama dalam minyak dan gas alam.
Menurut Kutcherov, penemuan ini mengindikasikan dengan jelas bahwa pasokan minyak bumi tidak akan habis. “Tidak ada keraguan bahwa penelitian kami membuktikan bahwa minyak mentah dan gas alam yang dihasilkan, tanpa melibatkan fosil. Semua jenis batuan dasar dapat berfungsi sebagai reservoir minyak,” kata Vladimir Kutcherov kepada Science Daily, baru-baru ini.
Kutcherov pun mampu membuktikan bahwa hidrokarbon dapat dibuat dari air, kalsium karbonat dan zat besi. Ini berarti minyak bumi merupakan sumber energi berkelanjutan dan terbarukan. Proses abiotik untuk menghasilkan minyak bumi dimungkinkan lewat proses yang disebut Fischer-Tropsch, reaksi kimia yang mengubah campuran karbonmonoksida dan hidrogen menjadi hidrokarbon cair. Proses ini dikembangkan dan dipatenkan pada tahun 1920, kemudian digunakan selama Perang Dunia II oleh Jerman dan Jepang. Proses ini pun menjadi dasar penciptaan bahan bakar jet yang dibuat dari air di AS.
Bukti Kasus Konspirasi Kebohongan tentang Kelangkaan BBM
Seperti pada perusahaan pengeboran minyak raksasa Chevron dan Texaco, mereka mendapat memo untuk sengaja menciptakan kelangkaan minyak dengan membatasi kapsitas produksi dengan menutup kilang minyak tertentu dengan alasan minyak telah habis di sumber tersebut. Ini adalah upaya lobi nasional yang dipimpin oleh American Petroleum Institute untuk mendorong perusahaan-perusahaan kilang minyak untuk melakukan hal ini.
Rusia berhasil membuktikan kalau minyak bumi ternyata bukan dari fosil dan dapat diperbaharui karena berasal dari lapisan magma lebih di kedalaman lebih dari 30,000 kaki dan tidak ditemukan lapisan organik.
Tidak kebetulan kemudian bahwa Rusia, yang memelopori penelitian ini kemudian melakukan serangkaian proyek penggalian minyak bumi dengan kedalaman yang lebih jauh lagi 30.000 meter
Bukti-bukti lain bahwa minyak adalah bahan bakar abiotik (bukan fosil), dapat Anda pelajari dengan mencari informasi di internet. Anda bisa mengetik “abiotic oil” di search engine seperti google ataupun yahoo.
Sumber : namanyawidy.wordpress.com
makasih infonya........
BalasHapus