Nada-nada sederhana, bebunyian akustik, dan lirik puitis adalah andalan Payung Teduh untuk meneduhkan pendengarnya dari rutinitas sehari-hari.
JAKARTA. -- Nada-nada sederhana, bebunyian akustik, dan lirik puitis adalah andalan Payung Teduh untuk meneduhkan pendengarnya dari rutinitas sehari-hari yang mungkin bising dan melelahkan. Tak heran, mereka sudah terbiasa menghibur orang saat menyantap hidangan makan siang di kantin.
"Dulu berdua dengan Is (vokalis, gitaris), kami sering main di kantin saat teman-teman mahasiswa sedang makan atau nongkrong-nongkrongsaja," kenang Comi (kontrabas), yang bernama asli Abdul Aziz Turhan (28). Is adalah panggilan dari Istiqomah Djamad (28), yang juga ikut mendirikan Payung Teduh pada 2007.
Sebelum tampil di kantin itu, Is dan Comi sering terlibat dalam pementasan kelompok Teater Pagupon dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Mereka menulis musik latar untuk pementasannya. Karena dirasa kurang meriah, Comi dan Is mengajak dua rekan lain, Alejandro "Cito" Saksakame (28) untuk bermain drum dan Ivan Penwyn (26) untuk mengocok gitalele, instrumen hibrida gitar dan ukulele.
Hasilnya, corak musik pop gaya 1960-an racikan mereka terdengar sedikit disisipi jazz dan keroncong. Gaya musik itu terasa menyatu dengan lirik puitis yang banyak ditulis Is. Simak saja lirik tembang "Resah" dari album kedua Dunia Batas (2010). "Aku ingin berdua denganmu/ di antara daun gugur/ Aku ingin berdua denganmu/ tapi aku hanya melihat keresahanmu". (HEI)
"Dulu berdua dengan Is (vokalis, gitaris), kami sering main di kantin saat teman-teman mahasiswa sedang makan atau nongkrong-nongkrongsaja," kenang Comi (kontrabas), yang bernama asli Abdul Aziz Turhan (28). Is adalah panggilan dari Istiqomah Djamad (28), yang juga ikut mendirikan Payung Teduh pada 2007.
Sebelum tampil di kantin itu, Is dan Comi sering terlibat dalam pementasan kelompok Teater Pagupon dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Mereka menulis musik latar untuk pementasannya. Karena dirasa kurang meriah, Comi dan Is mengajak dua rekan lain, Alejandro "Cito" Saksakame (28) untuk bermain drum dan Ivan Penwyn (26) untuk mengocok gitalele, instrumen hibrida gitar dan ukulele.
Hasilnya, corak musik pop gaya 1960-an racikan mereka terdengar sedikit disisipi jazz dan keroncong. Gaya musik itu terasa menyatu dengan lirik puitis yang banyak ditulis Is. Simak saja lirik tembang "Resah" dari album kedua Dunia Batas (2010). "Aku ingin berdua denganmu/ di antara daun gugur/ Aku ingin berdua denganmu/ tapi aku hanya melihat keresahanmu". (HEI)
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !