“Yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati.” ~M. Daming Sanusi
by: Aimart |
Kata siapa, korban perkosaan menikmati? Apa karena berkaitan dengan
sesuatu yang BASAH yaitu SEKS? Saya agak emosi kalau sudah berkaitan
dengan pernyataan “Yang Diperkosa & Pemerkosa Sama-sama Menikmati”
demikian saya kutip tulisan mas Harsen di blog sebelah.
Sebuah pernyataan yang kini heboh. “Yang diperkosa dengan yang memperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi harus pikir-pikir terhadap hukuman mati,” kata Daming (Calon Hakim Agung M. Daming Sanusi) di Ruang Rapat Komisi III DPR, Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2014). Detik.com
*)Anehnya, jawaban Daming ini justru disambut gelak tawa seluruh anggota Dewan yang berada di ruangan sidang Komisi III itu. / news.liputan6.com
Salah
satu mitos umum diyakini adalah bahwa perkosaan adalah tindakan
seksual. Dengan keyakinan ini sering tidak sengaja menempatkan korban
lebih buruk lagi di pengadilan. Si korban membawa sedemikian banyak
bukti, bahwa terjadi tindakan seksual. Dan tindakannya menjadi dirinya
menjadi KORBAN LAGI tidak hanya kepada aparat penegak hukum tetapi juga
untuk keluarga dan teman-temannya. Kredibilitas wanita korban
dipertaruhkan dan aktivitas seksual serta kehidupan pribadi
dipublikasikan. Mungkin karena rasa malu, rasa bersalah dan rasa
terhina, perkosaan telah menjadi kejahatan yang paling banyak tidak dilaporkan.
Namun, selama 20 tahun terakhir berbagai psikolog dan sosiolog telah
mulai mempelajari psikologi pemerkosaan dan pemerkosa. Temuan mereka
menunjukkan bahwa perkosaan adalah kejahatan kekerasan, sering dianggap
oleh wanita sebagai tindakan yang mengancam jiwa di mana ketakutan dan
penghinaan adalah emosi yang dominannya. Keinginan seksual kurang
menjadi motivasi bagi pria daripada agresi kekerasan.
Kesimpulannya, sebagian besar dari apa yang saat ini diketahui tentang pemerkosaan dan pemerkosa telah ditemukan data statistik. Para pelaku perkosan BUKAN MASALAH HUBUNGAN SEKSUAL tetapi DR Amir berteori pemerkosa jatuh ke-2 kategori yang ia sebut kriminal dan kejiwaan.
(Click to view large image)
Kesimpulannya, sebagian besar dari apa yang saat ini diketahui tentang pemerkosaan dan pemerkosa telah ditemukan data statistik. Para pelaku perkosan BUKAN MASALAH HUBUNGAN SEKSUAL tetapi DR Amir berteori pemerkosa jatuh ke-2 kategori yang ia sebut kriminal dan kejiwaan.
- Pemerkosa kriminal ia dipandang sebagai seorang pria berpendidikan rendah dari tingkat sosial ekonomi rendah yang memiliki catatan kriminal dari pelanggaran seperti eksibisionisme, fetisisme, dan lain-lain. Dia melihatnya secara umum antisosial dan mudah dipengaruhi oleh rekan-rekannya.
- Pemerkosa psikiatris dipandang sebagai orang berpendidikan dari braket ekonomi yang lebih tinggi. Dia diyakini memperkosa karena beberapa masalah pribadi atau ketidakmampuan dan dia mungkin merasa menyesal setelah serangan.
Jadi mitos bahwa Perkosaan dikategorikan KEJAHATAN SEKSUAL, menimbulkan pernyataan Daming (Calon Hakim Agung M. Daming Sanusi). Di Amerika Serikat PERKOSAAN dikategorikan AGRESI KEKERASAN KRIMINAL dengan pelaku mengalami KEJIWAAN.
(Click to view large image)
source : f⊕☻L∮ ♠ g∀ΓdΞη
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !