Facebook sepertinya ingin memanfaatkan jumlah penggunanya yang
sangat banyak. Hal ini terlihat dari tren kebijakan Facebook yang
mengarah kepada bisnis akhir-akhir ini.
Setelah sebelumnya berencana memasukkan iklan berbentuk video di newsfeed pengguna, kemarin Facebook juga menguji sebuah layanan berbayar untuk mengirimkan pesan.
Apalagi ketika dihubungkan dengan kebijakan baru Instagram, yang dimiliki Facebook, untuk memonetisasi layanannya. Semakin jelaslah terlihat motif bisnis dari jejaring sosial ini.
Sebenarnya hal ini bukannya tanpa alasan. Seperti informasi yang didapat dari Mashable (21/12), semenjak Facebook menawarkan IPO pada Februari 2012, pemegang saham tidak sabar menunggu Facebook untuk mulai mencetak laba.
Terlebih lagi dengan naik turunnya saham mereka di lantai bursa. Hal ini membuat manajemen Facebook harus menerapkan kebijakan yang menguntungkan.
Mark Zuckerberg, CEO Facebook, pun sebenarnya tidak mau mengeruk keuntungan dari para penggunanya. Hal ini pernah dia sebutkan dalam sebuah press release pada awal peluncuran IPO mereka.
Tetapi patut disadari bahwa pengguna Facebook merupakan ladang emas yang berharga. Facebook mencatat bahwa tiap penggunanya mampu menghasilkan USD 5 setiap tahunnya. Bayangkan saja berapa jumlahnya jika sekarang pengguna Facebook sudah mencapai lebih dari satu miliar orang.
Pengguna sepertinya tidak akan bisa berbuat apa-apa. Hal ini disebabkan karena selama tidak mengganggu privasi dan data pribadi pengguna, rasanya masih layak bagi Facebook untuk mengkomersilkan layanannya.
Ditambah lagi, Facebook juga terus membenahi layanannya untuk memberikan yang terbaik. Inilah yang membuat pengguna masih loyal kepada jejaring sosial terbesar dunia ini.
Setelah sebelumnya berencana memasukkan iklan berbentuk video di newsfeed pengguna, kemarin Facebook juga menguji sebuah layanan berbayar untuk mengirimkan pesan.
Apalagi ketika dihubungkan dengan kebijakan baru Instagram, yang dimiliki Facebook, untuk memonetisasi layanannya. Semakin jelaslah terlihat motif bisnis dari jejaring sosial ini.
Sebenarnya hal ini bukannya tanpa alasan. Seperti informasi yang didapat dari Mashable (21/12), semenjak Facebook menawarkan IPO pada Februari 2012, pemegang saham tidak sabar menunggu Facebook untuk mulai mencetak laba.
Terlebih lagi dengan naik turunnya saham mereka di lantai bursa. Hal ini membuat manajemen Facebook harus menerapkan kebijakan yang menguntungkan.
Mark Zuckerberg, CEO Facebook, pun sebenarnya tidak mau mengeruk keuntungan dari para penggunanya. Hal ini pernah dia sebutkan dalam sebuah press release pada awal peluncuran IPO mereka.
Tetapi patut disadari bahwa pengguna Facebook merupakan ladang emas yang berharga. Facebook mencatat bahwa tiap penggunanya mampu menghasilkan USD 5 setiap tahunnya. Bayangkan saja berapa jumlahnya jika sekarang pengguna Facebook sudah mencapai lebih dari satu miliar orang.
Pengguna sepertinya tidak akan bisa berbuat apa-apa. Hal ini disebabkan karena selama tidak mengganggu privasi dan data pribadi pengguna, rasanya masih layak bagi Facebook untuk mengkomersilkan layanannya.
Ditambah lagi, Facebook juga terus membenahi layanannya untuk memberikan yang terbaik. Inilah yang membuat pengguna masih loyal kepada jejaring sosial terbesar dunia ini.
[nvl]
sumber : www.merdeka.com
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !