Artikel CeQi Terkini :
Home » » Jendela Rumah Sakit

Jendela Rumah Sakit

 Hari ini aku terbaring lemah di ranjang rumah sakit karena penyakit stroke yang sudah lama menggerogotiku. SIAL, Suster jelek itu menempatkanku di ranjang yang jauh dari jendela padahal aku juga ingin merasakan udara luar dan melihat pemandangan. Ehh, malah pasien lain yang ditempatkan di dekat jendela.

 Untungnya pasien itu ternyata orang yang baik, setiap hari dia dengan senang hati menceritakan padaku tentang pemandangan di luar jendela. Dia bercerita tentang taman yang indah dipenuhi siulan burung dan tawa anak kecil yang berlarian dengan riang. Sambil menutup mata aku mencoba merasakan apa yg diceritakan pasien itu, dan sayup sayup aku juga mendengarnya.

 Suatu hari dia bercerita lagi bahwa ada marching band yang sedang melakukan pawai di luar. Wah, aku senang sekali dengan marching band, apalagi ketika mendengar suara drum berpadu dengan terompet. Tapi tiba-tiba muncul perasaan tidak enak dalam diriku, muncul perasaan iri dengan teman pasien sekamarku itu.

 Muncul perasaan untuk Bisa berganti ranjang dengannya sehingga aku bisa melihat pemandangan luar melalui jendela. Ah, andai saja penyakit stroke ini tak terlalu parah dan membuatku tidak bisa berucap. Pasti aku sudah minta pada suster untuk tukar ranjang.

 Hari, minggu, dan bulan berlalu. Dan seperti biasa teman sekamarku masih terus bercerita padaku. Hingga suatu hari, hal buruk terjadi. Penyakit temanku itu bertambah buruk dan akhirnya ia meninggal.


 Aku pun merasa sedih tapi dibalik itu suster berjanji untuk memindahkan ranjangku di bekas ranjang temanku dulu yang dekat dengan jendela, jika aku sudah agak sembuh. Hari yang kutunggu pun tiba, penyakitku sudah agak berkurang dan akhirnya ranjangku dipindah ke dekat jendela. Dengan pelan pelan kuintip jendela itu, jendela yang sudah berbulan bulan ingin kulihat, jendela yang telah diceritakan oleh temanku tentang betapa indahnya pemandangan di luarnya. Tapi betapa kagetnya ketika kudongakan kepalaku ke jendela, ternyata tidak ada apa apa, tidak ada pemandangan indah apapun. Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG !!!.

  Aku pun kaget dan bertanya pada suster tentang dimana semua pemandangan indah yang telah diceritakan oleh pasien temanku.
Suster pun juga menjadi kaget dan menjawab “Bukankah pasien yang dulu berada di ranjang yang anda tempati sekarang itu BUTA, jangankan melihat pemandangan, membuka mata saja ia tidak bisa.”

 Aku pun menangis, sadar bahwa perkataan temanku itu cuma khayalannya saja untuk menghibur dan membesarkan hatiku.

 Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk berpikir, dan bertindak.

  Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.

  Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Ucapan-ucapan yang bersemangat, tutur kata kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. menyampaikan keburukan sebanding dengan setengah kemuraman, namun. Menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

Sumber : Kaskus.us







Share this article :

0komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Qiwoel Friends

Sarankan CeQi di Google ya

Yang Sering Dibaca

 
CeQi Blog Supported By :Duniaq Duniamu.com | Asalasah | Maskolis | jadigitu.com
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Esabong - All Rights Reserved
Template Modified by esabi wibowo Design by Maskolis Template