Kemaren aku baca pada salah satu majalah mingguan gratis buat suplay kebutuhan informasi untuk satu komplek megah di kawasan Jakarta Utara, disitu aku baca sebuah artikel motivasi, lupa aku mo nyebutin sumbernya. Inti dari artikel itu tentang sebuah pertanyaan mana yang akan kamu pilih antara satu gelas air putih dingin dan segar dengan uang satu milyar?
dasar, dengan secara emosialnya tanpa baca dulu sampe kelar langsung aja aku bekoar :
"halah yo mesti milih uange tha! over goblok pake banget kalo gak milih uang, satu miliar pisan! ckckckck!"
dengan gelak tawa sedikit sinis aku malah sempat ngira yang buat ini artikel mungkin orang idiot yang baru aja ngaku dirinya jenius hahaha, sambil dirambati rasa penasaran juga aku lanjutkan baca artikel itu.
Penulisnya kemudian menceritakan bahwa pertanyaan yang diajukan itu berada pada saat orang tersebut sedang mengalami situasi yang sulit, saat keadaan serba susah dan darurat. ya pertanyaan itu ternyata diajukan ditengah-tengah seseorang yang sedang kepayahan, kelaparan dengan rasa haus yang sangat ditengah-tengah tandus serta panasnya gurun pasir yang luas, pokoknya sedang mengalami over dehidrasi akut dimana kondisi tersebut beberapa menit kedepan bisa mematikan nyawanya. disinilah aku baru bisa mencerna tentang sebuah pertanyaan ketika beberapa kalimat yang lalu aku anggap sebagai pertanyaan bodoh. aku kemudian ikut terbawa dan membayangkan mengikuti alur pertanyaan yang diajukan penulis tersebut. ya pertanyaan "pilih yang mana antara satu gelas air putih yang sejuk dan segar dengan satu milyar uang?" yang kalau mungkin masih kurang akan ditambah dengan satu gunung emas yang tinggi dan besar. jelaslah begitu cepatnya juga logikaku memerintahkan aku pasti akan memilih satu gelas air putih yang dingin dan segar itu karena saat itu juga aku serta kondisi tubuhku memang hanya sedang membutuhkan apa yang aku perlukan bukan aku inginkan.
Ya, ternyata memang dunia ini dengan uang satu milyarnya atau bahkan seluruh serta semua isinya tidak lebih berharga daripada satu gelas air, tidak lebih berarti apa-apa dari apa yang hanya kita butuhkan bukan kita inginkan. Menegaskan semakin jelaslah kalau kebahagiaan gak bisa diukur dari banyak tidaknya materi yang kita punya tapi kebahagiaan bisa kita dapat pada hati yang selalu bersyukur, pada sikap kita yang tidak gampang mengeluh, pada senyum dan kebaikan yang kita berikan kepada orang-orang disekitar kita, pada orang-orang yang kita sayangi.
dasar, dengan secara emosialnya tanpa baca dulu sampe kelar langsung aja aku bekoar :
"halah yo mesti milih uange tha! over goblok pake banget kalo gak milih uang, satu miliar pisan! ckckckck!"
dengan gelak tawa sedikit sinis aku malah sempat ngira yang buat ini artikel mungkin orang idiot yang baru aja ngaku dirinya jenius hahaha, sambil dirambati rasa penasaran juga aku lanjutkan baca artikel itu.
Penulisnya kemudian menceritakan bahwa pertanyaan yang diajukan itu berada pada saat orang tersebut sedang mengalami situasi yang sulit, saat keadaan serba susah dan darurat. ya pertanyaan itu ternyata diajukan ditengah-tengah seseorang yang sedang kepayahan, kelaparan dengan rasa haus yang sangat ditengah-tengah tandus serta panasnya gurun pasir yang luas, pokoknya sedang mengalami over dehidrasi akut dimana kondisi tersebut beberapa menit kedepan bisa mematikan nyawanya. disinilah aku baru bisa mencerna tentang sebuah pertanyaan ketika beberapa kalimat yang lalu aku anggap sebagai pertanyaan bodoh. aku kemudian ikut terbawa dan membayangkan mengikuti alur pertanyaan yang diajukan penulis tersebut. ya pertanyaan "pilih yang mana antara satu gelas air putih yang sejuk dan segar dengan satu milyar uang?" yang kalau mungkin masih kurang akan ditambah dengan satu gunung emas yang tinggi dan besar. jelaslah begitu cepatnya juga logikaku memerintahkan aku pasti akan memilih satu gelas air putih yang dingin dan segar itu karena saat itu juga aku serta kondisi tubuhku memang hanya sedang membutuhkan apa yang aku perlukan bukan aku inginkan.
Ya, ternyata memang dunia ini dengan uang satu milyarnya atau bahkan seluruh serta semua isinya tidak lebih berharga daripada satu gelas air, tidak lebih berarti apa-apa dari apa yang hanya kita butuhkan bukan kita inginkan. Menegaskan semakin jelaslah kalau kebahagiaan gak bisa diukur dari banyak tidaknya materi yang kita punya tapi kebahagiaan bisa kita dapat pada hati yang selalu bersyukur, pada sikap kita yang tidak gampang mengeluh, pada senyum dan kebaikan yang kita berikan kepada orang-orang disekitar kita, pada orang-orang yang kita sayangi.
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !