Tokyo Skytree merupakan menara tertinggi di dunia dengan tinggi 634
meter. Menara ini juga merupakan bangunan tertinggi di dunia kedua
setelah Burj Khalifa di Dubai.
Walaupun fungsi utama dari menara
ini adalah menyiarkan sinyal televisi dan radio, Menara Skytree
merupakan salah satu objek wisata paling banyak dikunjungi di Tokyo.
Menara
ini memang relatif sangat baru. Selesai dibangun pada bulan Februari
2012, Tokyo Skytree berhasil melampaui menara tertinggi di dunia
sebelumnya, yaitu Canton Tower. Menara yang baru dibuka untuk umum pada
bulan Mei 2012 ini kabarnya dikunjungi 1,6 juta orang pada minggu
pertama setelah pembukaannya.
Tidak heran, ketika bulan lalu berkunjung ke sana, saya pun harus mengantre cukup lama.
Tokyo
Skytree memiliki bentuk seperti tripod pada bagian bawah, sementara
setelah ketinggian 350 meter bentuknya menjadi silinder. Dek observasi
ada dua. Yang pertama, berada pada ketinggian 350 meter dengan kapasitas
2000 orang. Sementara yang kedua berada di 450 meter dan dapat
menampung 900 orang.
Untuk mencapai dek observasi Tembo di
ketinggian 350 meter, pengunjung harus naik lift supercepat. Satu lift
dapat mengangkut 40 orang sekaligus dan dapat melaju 600 meter per
menit. Untuk mencapai ketinggian 350 meter hanya dibutuhkan waktu 50
detik.
Dari
dek observasi, pengunjung dapat melihat pemandangan kota Tokyo yang
padat. Banyak gedung pencakar langit tampak pendek karena posisi Anda
yang lebih tinggi. Deretan gedung perkantoran, apartemen untuk tempat
hunian, dan sungai-sungai bersih yang membelah kota megapolitan Tokyo.
Tiket
untuk masuk ke Tokyo Skytree ini memang lumayan mahal, yaitu 2000 yen
(Rp250 ribu) untuk ketinggian 350 meter. Untuk sampai di 450 meter, Anda
harus merogoh kocek sebanyak 3000 yen. Tentu saja pengalamannya pun
sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, apalagi bila Anda termasuk
penikmat bangunan-bangunan paling modern di dunia.
Yang
paling melelahkan dari kunjungan ke Tokyo Skytree adalah acara menunggu
giliran untuk naik. Pada akhir pekan, pengunjung membludak. Kami harus
mengambil nomor antrean lebih dahulu. Di kartu tersebut tertulis waktu
untuk masuk, misalnya pukul 14.00 – 14.30. Rata-rata pengunjung harus
menunggu 2 hingga 3 jam.
Setelah waktu giliran tiba, pengunjung
kembali mengantre untuk membeli tiket masuk dan kemudian menunggu
giliran lift yang membawa naik ke dek observasi. Untungnya para petugas
sangat efisien dengan waktu, dan pengunjung pun sangat disiplin sehingga
tidak dibutuhkan waktu yang lama antara membeli tiket dan naik ke dek
observasi.
Bila
Anda harus menunggu lama, jangan khawatir, di bagian bawah ada Tokyo
Skytree Town, sebuah pusat perbelanjaan besar dengan berbagai toko dan
restoran. Bila Anda membawa bekal sendiri seperti kami, Anda dapat
memakannya di tempat duduk yang disediakan dengan pemandangan Menara
Skytree yang menjulang.
Untuk sampai di menara ini, Anda dapat
naik kereta Tobu Skytree Line dari stasiun Asakusa. Bila hendak
menghemat, Anda dapat berjalan dari Asakusa, kira-kira membutuhkan waktu
20-30 menit. Di sepanjang jalan, ada beberapa kuil kecil yang bagus
dijadikan objek foto. Selain itu ada pula taman-taman rindang untuk
beristirahat.
Kunjungi juga blog perjalanan Olenka di www.backpackology.me.
id.berita.yahoo.com
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !