SALAH satu lokasi SD di Kota Auckland, Selandia Baru, Sabtu (20/10/12). Sejak SD hingga SMA, siswa di negeri Kiwi itu hanya mendapat lima mata pelajaran.* |
Auckland, (PRLM),- Dalam beberapa pekan terakhir, soal penyederhanaan (pengurangan) mata pelajaran bagi murid jenjang sekolah dasar cukup mengemuka. Kurikulum saat ini bagi murid SD yang mencapai 11 mata pelajaran bakal dipangkas menjadi enam mata pelajaran.
Jika semula kaki-kaki mungil itu melangkah ke sekolah dengan tas berisi buku pelajaraan yang membebani punggung, sehingga tas troli yang beroda menjadi populer. Dengan pengurangan dari total pelajaran dari semula mencakup matematika, IPA, IPS, bahasa Indonesia, bahasa daerah, agama, PPKn, seni dan budaya, penjaskes, pendidikan lingkungan hidup, dan bahasa inggris, maka akan disisakan menjadi agama, pendidikan pancasila, bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya, dan olah raga dan kesehatan.
Jika membandingkan dengan pendidikan di negara lain, seperti di Selandia Baru, materi pelajaran yang diberikan kepada murid tingkat SD (elementary school) cukup lima macam. Mereka hanya mempelajari matematika, bahasa inggris (membaca dan menulis), ilmu pengetahuan (sains), seni budaya, dan olah raga - kesehatan.
Bahkan lima mata pelajaran tersebut diajarkan kepada pelajar SD hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Berarti tak ada mata pelajaran Biologi, Fisika, Kimia, Menggambar Teknik, dll seperti di SMA di Indonesia.
Seperti diungkapkan Angelica (40), warga Indonesia yang ditemui pada acara Indonesian Fair 2012 di Auckland, Selandia Baru, Sabtu (20/10/12), putrinya yang bersekolah di SD setempat hanya mendapat lima mata pelajaran. Angelica (10) yang duduk di kelas dua hanya mempelajari Math, Reading & Writing, Art, Science, dan Physical Education.
"Di sini (sekolah) enak. Cuma lima mata pelajaran sejak SD sampai SMA. Selain itu sekolah juga gratis," ujar ibu dari tiga anak yang menjadi pemukim tetap (permanent resident) di Auckland sejak empat tahun silam.
Dalam sehari, murid SD belajar tiga mata pelajaran. Sementara hari belajar adalah lima hari sepekan, Senin hingga Jumat.
Hal senada diungkapkan Ny. Fang Fang yang menjadi pemukim tetap sejak tahun 2001. Jaminan pendidikan gratis dari pemerintah Selandia Baru bagi warga asli maupun pendatang yang telah menjadi permanent resident, salah satu alasannya untuk membawa dua putranya bersama suami pindah ke negeri kiwi itu, sementara satu putra ketiganya lahir di Selandia Baru.
"Saya masih WNI. Pegang paspor Indonesia," tuturnya saat disinggung soal status pemukim tetap.
Jadi akankah pemangkasan mata pelajaran di Indonesia bagi murid SD menjadi enam pelajaran saja akan diteruskan hingga jejang SMA seperti di Selandia Baru? Mudah-mudahan saja bisa terwujud, termasuk sekolah gratis yang memang gratis seutuhnya. (Dikdo M./A-107)***
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !