Pemerintah terus mengembangkan teknologi industri sagu. Pasalnya, sagu diyakini bisa menjadi alternatif pangan yang potensial menggantikan nasi.
"Sagu sangat potensial untuk menggantikan nasi, karena itu teknologi industri sagu harus dikembangkan," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Marzan A Iskandar di Jakarta, Rabu (12/9).
Marzan mengungkapkan, BPPT dan PT Austindo Nusantara Jaya Agri Papua (PT ANJ) telah sepakat mengembangkan dan memasyarakatkan teknologi industri sagu. "Saya harap kerja sama ini dapat menjadi salah satu solusi mengatasi masalah keterbatasan pangan dan dapat mendorong pengembangan teknologi pangan," tutur Marzan.
Lebih jauh Marzan menjelaskan melalui penandatanganan ini akan dilakukan pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri berbasis sagu untuk mendukung ketahanan pangan. Secara teknis, tambah dia, akan dikembangkan desain dan rancang bangun peralatan produksi pasta dari tepung sagu.
"Kami juga akan kembangkan desain dan rancang bangun proses dan peralatan 'bleaching' tepung sagu," tukasnya.
Selain itu, BPPT dan PT ANJ juga akan mengembangkan desain dan rancang pemanfaatan limbah biomassa industri sagu untuk energi listrik. Akan dikembangkan pula teknologi industri pengolahan sagu dan produk pangan hilir.
"Kami akan melakukan pembinaan dan pemasyarakatan UKM pengolahan pati sagu dan produk hilirnya," ujar Marzan menjelaskan.
PT ANJ Agri Papua saat ini merupakan satu-satunya investor di Papua. Mereka telah menata hutan sagu seluas 40 ribu hektare.
SUMBER
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !