Tradisi mengaji setelah Maghrib di Kota Yogyakarta, bahkan di wilayah
lain di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinilai semakin luntur
seiring majunya teknologi informasi, khususnya televisi.
Akibatnya, generasi Qur'ani yang diidam-idamkan menjadi penerus pembangunan Yogyakarta sulit akan tercapai.
Sementara beban mata pelajaran di sekolah semakin tinggi, sehingga
anak-anak pulang sore dari sekolah dan tidak sempat lagi mengaji di
masjid.
Kondisi ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut, Baznas Kota Yogyakarta bekerjasama
dengan Kantor Kementrian Agama setempat dan badan koordinasi taman
pendidikan Alquran (Badko TPA) se-Kota Yogyakarta akan menggelar
deklarasi gerakan masyarakat Maghrib mengaji (Gemar) mengaji di Kota
Yogyakarta.
Deklarasi ini akan dilakukan oleh Menteri Agama, Suryadhama Ali, di depan Masjid Diponegoro Kompleks Balaikota Yogyakarta
Misbahrudin, Ketua Panitia Gemar Mengaji, mengatakan deklarasi ini
dilakukan sebagai salah satu langkah membumikan Alquran di kalangan
generasi muda di Yogyakarta.
"Ini salah satu upaya kami menciptakan generasi Qur'ani di Yogyakarta,
karena seiring munculnya media televisi, tradisi mengaji setelah Maghrib
hingga Isya mulai luntur," ujarnya
Sumber
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !