Jakarta - Ada kalanya ide lama bisa diramu menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda sehingga fresh dan mengejutkan. Anda pasti sudah sering menonton film tentang perjalanan waktu. Tapi, di tangan sutradara Rian Johnson, 'Looper' menjadi salah satu film paling wajib tonton tahun ini.
Kansas 2044. Joe (Joseph Gordon-Levitt) adalah seorang looper: pembunuh orang-orang yang dikirim dari masa depan ke masa itu untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi. Hidupnya cukup monoton. Belajar bahasa Perancis di apartemennya, sarapan dan diner yang sama, bekerja di siang hari, bergaul dengan teman-temannya, memakai narkoba secara berkala, dan menemui pelacur langganannya.
Sampai suatu hari Joe mendapati dirinya harus membunuh dirinya sendiri versi dewasa (Bruce Willis). Dalam dunia 'Looper', Anda tidak boleh gagal membunuh target. Konsekuensinya terlalu besar. Saatitulah Joe muda sadar bahwa dirinya harus menangkap Joe dewasa sebelum kekacauan menyebar tidak terkendali.
Tapi terlambat, bos Joe, Abe (Jeff Daniels) sudah telanjur mengerahkan semua anak buahnya untuk menangkap Joe muda. Joe muda mencoba melarikan diri sampai akhirnya bertemu dengan Joe dewasa. Joe dewasa mengatakan bahwa di masa yang akan datang akan muncul sosok bernama The Rainmaker yang akan membuat kekacauan. Dan, untuk itulah Joe dewasa datang ke masa itu: untuk membunuh The Rainmaker muda.
Joseph Gordon-Levitt harus memakai hidung prostetik agar terlihat nampak seperti Bruce Willis. Bukan pekerjaan yang sia-sia karena dalam 'Looper' kita hampir tidak bisa melihat Joseph Gordon-Levitt seperti biasanya. Tapi bukan hanya penampilan fisiknya yang mempesona, aktor yang baru saja mengayuh sepedanya dengan canggih dalam 'Premium Rush' berhasil memberi roh 'Looper' ke standar yang mendekati sempurna. Joe memang sosok urakan dan kadang terasa seperti bajingan, tapi kita tidak pernah kehilangan semangat untuk mendukungnya.
Bruce Willis memang lebih terkenal sebagai aktor yang jago berantem ketimbang keahliannya berakting. Tapi sebagai underdog, Willis tampil seperti wild card. Mengejutkan dan dengan caranya sendiri membuat Joe versi dewasa terasa tenang tapi di saat yang bersamaan juga urakan. Chemistry-nya dengan Joseph Gordon-Levitt tidak pernah pudar. Melihat Willis dan Gordon-Levitt saling serang adalah salah satu alasan kenapa 'Looper' begitu magnetik.
Adalah Rian Johnson, sutradara dan penulis skenario 'Looper', yang berjasa atas penampilan prima semua aktornya (mulai dari si over-protektif Emily Blunt, si lugu Paul Dano, si bos tenang-tapi-mematikan Jeff Daniels sampai Pierce Gagnon yang benar-benar membius). Rian Johnson memulai debutnya lewat 'Brick' (2005) sebuah film yang memperkenalkan istilah "noir" ke institusi SMA (yang juga dibintangi oleh Joseph Gordon-Levitt). Dalam 'Looper', Johnson seakan ingin menyiksa penonton dengan serbuan roller-coasteremosi yang penuh ketegangan.
Tak ada setitik pun momen membosankan dalam 'Looper'. Johnson berhasil menampilkan suasana futuristik yang tidak hanya canggih tapi juga meyakinkan. Masa depan di mana orang-orang bisa membunuh gelandangan dan yang kaya menguasai segalanya? Sangat mungkin terjadi.
Tempo dan tensi ketegangan film ini disusun sedemikian rupa sehingga Anda tetap memegang kursi Anda dari awal film sampai end credits bergulir. Dramanya kuat walaupun sederhana. Dan semua itu disusun dengan dialog-dialog yang luar biasa lucu dan menghibur.
'Looper' adalah semua hal yang Anda harapkan dari sebuah film (sci-fi). Anda bisa tertawa terbahak-bahak, mengangkat tangan ke udara penuh kemenangan saat Bruce Willis membuka mulut dan membunuhi orang dengan senapan. Atau, menutup mata karena Anda begitu ketakutan dengan horor yang akan terjadi.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
Kansas 2044. Joe (Joseph Gordon-Levitt) adalah seorang looper: pembunuh orang-orang yang dikirim dari masa depan ke masa itu untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi. Hidupnya cukup monoton. Belajar bahasa Perancis di apartemennya, sarapan dan diner yang sama, bekerja di siang hari, bergaul dengan teman-temannya, memakai narkoba secara berkala, dan menemui pelacur langganannya.
Sampai suatu hari Joe mendapati dirinya harus membunuh dirinya sendiri versi dewasa (Bruce Willis). Dalam dunia 'Looper', Anda tidak boleh gagal membunuh target. Konsekuensinya terlalu besar. Saatitulah Joe muda sadar bahwa dirinya harus menangkap Joe dewasa sebelum kekacauan menyebar tidak terkendali.
Tapi terlambat, bos Joe, Abe (Jeff Daniels) sudah telanjur mengerahkan semua anak buahnya untuk menangkap Joe muda. Joe muda mencoba melarikan diri sampai akhirnya bertemu dengan Joe dewasa. Joe dewasa mengatakan bahwa di masa yang akan datang akan muncul sosok bernama The Rainmaker yang akan membuat kekacauan. Dan, untuk itulah Joe dewasa datang ke masa itu: untuk membunuh The Rainmaker muda.
Joseph Gordon-Levitt harus memakai hidung prostetik agar terlihat nampak seperti Bruce Willis. Bukan pekerjaan yang sia-sia karena dalam 'Looper' kita hampir tidak bisa melihat Joseph Gordon-Levitt seperti biasanya. Tapi bukan hanya penampilan fisiknya yang mempesona, aktor yang baru saja mengayuh sepedanya dengan canggih dalam 'Premium Rush' berhasil memberi roh 'Looper' ke standar yang mendekati sempurna. Joe memang sosok urakan dan kadang terasa seperti bajingan, tapi kita tidak pernah kehilangan semangat untuk mendukungnya.
Bruce Willis memang lebih terkenal sebagai aktor yang jago berantem ketimbang keahliannya berakting. Tapi sebagai underdog, Willis tampil seperti wild card. Mengejutkan dan dengan caranya sendiri membuat Joe versi dewasa terasa tenang tapi di saat yang bersamaan juga urakan. Chemistry-nya dengan Joseph Gordon-Levitt tidak pernah pudar. Melihat Willis dan Gordon-Levitt saling serang adalah salah satu alasan kenapa 'Looper' begitu magnetik.
Adalah Rian Johnson, sutradara dan penulis skenario 'Looper', yang berjasa atas penampilan prima semua aktornya (mulai dari si over-protektif Emily Blunt, si lugu Paul Dano, si bos tenang-tapi-mematikan Jeff Daniels sampai Pierce Gagnon yang benar-benar membius). Rian Johnson memulai debutnya lewat 'Brick' (2005) sebuah film yang memperkenalkan istilah "noir" ke institusi SMA (yang juga dibintangi oleh Joseph Gordon-Levitt). Dalam 'Looper', Johnson seakan ingin menyiksa penonton dengan serbuan roller-coasteremosi yang penuh ketegangan.
Tak ada setitik pun momen membosankan dalam 'Looper'. Johnson berhasil menampilkan suasana futuristik yang tidak hanya canggih tapi juga meyakinkan. Masa depan di mana orang-orang bisa membunuh gelandangan dan yang kaya menguasai segalanya? Sangat mungkin terjadi.
Tempo dan tensi ketegangan film ini disusun sedemikian rupa sehingga Anda tetap memegang kursi Anda dari awal film sampai end credits bergulir. Dramanya kuat walaupun sederhana. Dan semua itu disusun dengan dialog-dialog yang luar biasa lucu dan menghibur.
'Looper' adalah semua hal yang Anda harapkan dari sebuah film (sci-fi). Anda bisa tertawa terbahak-bahak, mengangkat tangan ke udara penuh kemenangan saat Bruce Willis membuka mulut dan membunuhi orang dengan senapan. Atau, menutup mata karena Anda begitu ketakutan dengan horor yang akan terjadi.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
sumber : hot.detik.com
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !