Es disekitar kutub utara
dan kutub selatan membentuk 10 persen dari seluruh permukaan planet
kita, dan bumi diperkirakan berisi lima juta mil kubik air beku – jadi
apa yang akan terjadi jika semua es yang ada di bumi mencair?
National Geographic
telah menciptakan serangkaian peta interaktif yang menunjukkan bencana
apa yang akan terjadi jika semua es yang ada di bumi mencair dan
mengalir ke samudera dan lautan.
Pencairan seluruh es
yang ada di bumi dapat menyebabkan permukaan air laut naik 65,8 meter,
menenggelamkan kota-kota, bahkan negara-negara dan secara drastis
mengubah bagaimana benua dan garis pantai terlihat serta memusnahkan
seluruh populasi.
Jika es mencair, seluruh
dunia akan terpengaruh. Di Eropa, kota-kota termasuk London dan Venesia
akan hilang di bawah air, demikian juga seluruh negara Belanda dan
sebagian besar Denmark. Hal ini juga akan menyebabkan laut Mediterania
meluas dan membengkakkan laut Hitam dan laut Kaspia.
Para ilmuwan percaya
bahwa akan memakan waktu sekitar 5.000 tahun untuk suhu agar naik cukup
signifikan untuk melelehkan semua es di planet ini, tapi dengan
pemanasan global yang terjadi, kita sudah melihat awal dari bencana ini.
Selama satu abad ini,
laporan menunjukkan bahwa suhu bumi telah meningkat sekitar setengah
derajat Celcius dan menurut US Environmental Protection Agency ( EPA ),
ini telah menyebabkan permukaan air laut naik sekitar tujuh inci.
Konsentrasi terbesar es
di Bumi ditemukan di Greenland dan Antartika tetapi juga ditemukan pada
puncak gunung dan di daerah lain. Lapisan
es di Antartika timur misalnya, begitu besar dan mengandung sekitar 80
persen dari semua es yang ada di planet ini dan ukurannya telah
terlindungi sejak periode pemanasan terakhir dalam sejarah Bumi.
Yaitu saat zaman Eosen – periode suhu global meningkat yang berlangsung 55,8 ± 0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta tahun yang lalu. Selama
periode waktu ini, sedikit atau tidak ada es hadir di bumi dan hanya
ada sedikit perbedaan suhu di khatulistiwa dibandingkan dengan kutub.
Pemanasan laut sudah
melelehkan lapisan es mengambang di barat Antartika dan sejak tahun
1992, National Geographic melaporkan lapisan es ini telah kehilangan
sekitar 65 juta metrik ton es setiap tahun.
Lapisan es di Greenland
dan Antartika barat telah menyusut secara signifikan selama Zaman Eosen
terakhir dan jika temperatur meningkat dengan cara yang sama lagi,
lapisan es di daerah ini bisa menghilang ke laut sepenuhnya.
Terakhir kali Bumi dalam
keadaan bebas es adalah 34 juta tahun yang lalu selama zaman Eosen.
Jika hal ini terjadi lagi, seluruh pesisir Atlantik di AS akan lenyap,
memusnahkan Florida dan Gulf Coast. Sementara bukit di San Francisco
akan menjadi pulau dan San Diego akan hilang selamanya.
Di Eropa, kota-kota
termasuk London dan Venice akan hilang di bawah air, seperti yang akan
terjadi di seluruh Belanda dan sebagian besar Denmark.
EPA mengklaim bahwa
pengurangan es keseluruhan tergantung pada beberapa faktor , termasuk
peningkatan gas rumah kaca dan bagaimana suhu global bereaksi terhadap
peningkatan gas tersebut.
Konsentrasi terbesar es
di Bumi ditemukan di Greenland dan Antartika. Pemanasan laut sudah
melelehkan lapisan es yang mengambang di barat Antartika dan sejak tahun
1992, National Geographic melaporkan bahwa sekitar 65 juta metrik ton
lapisan es mencair setiap tahun.
Kenaikan gas rumah kaca
dapat disebabkan oleh manusia. National Geographic menjelaskan: “Jika
kita membakar seluruh pasokan batu bara, minyak, dan gas yang ada di
bumi, yang artinya menambahkan sekitar lima triliun ton lebih karbon ke
atmosfer, maka kita akan membuat planet ini menjadi sangat panas dengan
suhu rata-rata 26,6 derajat Celcius, jauh diatasn suhu rata-rata saat
ini yang hanya 14,4 derajat Celcius. Tingginya Temperatur seperti itu
akan menjadi terlalu panas bagi manusia.
Ini akan membuat Bumi bebas es untuk pertama kalinya sejak 34 juta tahun terakhir. Jika
hal ini terjadi , seluruh pesisir Atlantik di AS akan lenyap,
memusnahkan Florida dan Gulf Coast. Sementara bukit di San Francisco
akan menjadi pulau dan San Diego akan hilang selamanya.
Di timur, Sebagian Asia
termasuk Cina dan Bangladesh akan benar-benar mengalami banjir besar,
memusnahkan sekitar 760 juta orang berdasarkan jumlah penduduk pesisir.
Penduduk India juga akan berkurang.
Sedangkan di Amerika
Selatan, Amazon Basin dan Paraguay akan menjadi Atlantik inlet dan ini
akan menghapus Buenos Aires, Uruguay pesisir, dan beberapa daerah
Paraguay.
Satu-satunya daerah yang akan bertahan adalah pegunungan yang membentang di sepanjang pantai Karibia dan Amerika Tengah. Benua lainnya juga akan terpengaruh dan tetap mengalami perubahan garis pantai.
Di timur, sebagian Asia,
termasuk China dan Bangladesh akan benar-benar banjir , memusnahkan
sekitar 760 individu juta berdasarkan tingkat populasi saat ini. Bagian
dari garis pantai India juga akan hilang dan terkikis pedalaman.
Di Afrika, misalnya
Mesir, Alexandria dan Kairo akan banjir tapi benua tidak akan kehilangan
banyak lahannya jika permukaan laut meningkat. Namun National
Geographic mengklaim bahwa meningkatnya temperatur bumi mungkin akan
membuat sebagian besar daratan tak dapat dihuni oleh manusia.
Australia akan
mendapatkan laut pedalaman (laut di tengah daratan) yang baru, tapi
australia juga akan kehilangan banyak daerah pesisir saat ini, tempat di
mana empat dari lima warga Australia tinggal.
Nah, Bagaimana dengan Indonesia? Lihatlah Petanya dibawah ini:
Tampak bahwa pesisir
timur Sumatera seperti Riau, Jambi dan sebagian Palembang, Lampung akan
terendam. Demikian juga sebagian kecil Pesisir barat Sumatera,
menyisakan hanya daerah bukit barisan dan yang masih berupa daratan.
Demikian Juga pulau Jawa. Jakarta, Semarang, Yogya, Surabaya pun akan
tenggelam.
Sebagian besar selatan
Kalimantan juga tenggelam bersama dengan sebagian besar selatan pulau
Papua. Sulawesi pun akan terputus antara tengah dan utara.
Sumber : nationalgeographic
0komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !